ANDALAS NUSANTARA | BANDA ACEH
SABTU siang, 19 Maret 2022 lalu, cakradunia.co, berkunjung ke rumah dinas Wakapolda Aceh yang kini dijabat oleh Brigjen Pol Dr. H Agus Kurniady Sutisna, MH di Jalan Sudirman No 2 Banda Aceh.
Suasana nyaman telah terbangun sejak masuk pintu rumah dinas, sang petugas dengan santun menanyakan mau jumpa siapa. Ketika cakradunia menyatakan mau bertemu Wakapolda, piket pagi itu dengan ramah langsung menyampaikan keinginan tersebut kepada ajudannya.
Di teras bagian dalam, terlihat dua dokter dari rumah sakit Bhayangkara sedang memeriksa kesehatan Agus Kurniady yang tidak lama kemudian pindah ke dalam ruang keluarga.
Pemeriksaan rutin itu sangat penting bagi doktor (S3) alumni Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung ini, karena beliau merupakan penangungjawab penanganan vaksinasi covid-19 Polda Aceh sejak ditugaskan di tanah rencong ini, 11 November 2022 lalu. Kesehatannya harus selalu prima dalam menjalankan tugas sehari-hari di tengah pandemi yang rentan menular.
Siang itu, usai menjalani pemeriksaan kesehatannya, lelaki kelahiran Jakarta, 13 Agustus 1964 lalu berbalut baju kaos berkerah warna biru tua menerima cakradunia.co dengan penuh keakraban. Suasananya sangat santai, sehingga tak terasa bahwa sedang berhadapan dengan seorang jenderal.Semula kami di terima di ruang tamu, ketika ingin berbincang intim petinggi polri asal Sunda ini mengajak bergeser ke ruang tengah yang sering digunakan keluarga untuk santai. Ditemani secangkir teh hangat dan beberapa jenis kue serta gorengan, lulusan Akademi Polisi (Akpol) tahun 1987 ini, mulai berbagi kisah ketika bertugas sebagai Kapolres Sukabumi tahun 2003 lalu.
Di negeri yang dikenal banyak melahirkan gadis cantik ini, sang kapolres banyak melahirkan karya yang menjadi kenangan hingga kini. Salah satunya Agus Kurniady berhasil memekarkan Polres Sukabumi menjadi dua; Polres Kabupaten Sukabumi dan Polres Kota Sukabumi.
Ketika sudah mekar, Kapolda Jabar Irjen Pol Dadang Garnida sempat menanyakan kepada Agus. “Kamu mau rezeki atau karier.” Langsung AKBP Agus menjawab. “Saya pilih karier Pak.” Kalau pilih karier kamu harus tetap jadi Kapolres Kota Sukabumi.”
Setelah pemekaran Polres Kota Sukabumi hanya memiliki 13 Polsek, sedangkan Polres Kabupaten Sukabumi hampir tiga kali lipat jumlahnya yaitu 36 Polsek. Malah ada salah satu kecamatan, karena sangat luas dan banyak penduduknya harus dimekarkan menjadi dua Polsek yang wilayahnya berbatas langsung dengan Banten Selatan.
Sukses menghadapi tantangan Pemilu 2004, mantan Kapolsek Metro Pancoran (1994-1998) ini, pada tahun 2005 langsung dilantik menjadi Kapolres Kota Bogor. Ketika disinggung apakah jadi polisi merupakan pilihannya?.
Sang jenderal yang sedang asyik-asyiknya bercerita tentang keberhasilannya menjabarkan keinginan Kapolda Jabar, suaranya langsung tersendat teringat ibunya. Matanya basah, obrolan sempat terputus-putus beberapa detik. Namun, beliau tetap saja menceritanya dengan suara terbata-bata bagaimana ibunya memotivasi dirinya agar dia bisa mewarisi jejak ayahnya Alm Irjen Pol H Bambang Sutisna SH yang pernah menjabat sebagai Wakapolda Jawa Barat.
“Abang dan kakak saya tak ada yang mau masuk polisi. Jadi ibu memotivasi saya dengan memberi pakaian seragam polisi yang ada peluiltnya dan ikut karnava ketika di TK dan SD. Mengingat itu saya sangat terharu. Alhamdulillah, akhirnya saya ikut jejak ayah dan lulus di Akpol tahun 1987,”katanya sambil menyeka air mata dengan sesekali menarik nafas panjang. “Saya tak bisa melupakan ibu,” lanjutnya.
Bagi Agus, kasih sayang ibu tak bisa dilupakan sepanjang hayatnya. Ketika teringat ibu, langsung saja air matanya tumpah tak kecuali di hadapan orang yang baru dikenalnya. Karakter ayahnya yang rendah hati dan amanah menjadi potret yang kini dilakoni Brigjen Agus ketika diamanahkan memangku beberapa jabatan hingga menjadi Wakapolda Aceh.
Sang ayah karena sukses memangku jabatan sebagai Wakapolda Jabar, oleh Kapolri Jenderal Sugeng dipersiapkan menjadi Ketua Fraksi ABRI/Polri di DPR RI. Namun, waktu itu pangkatnya baru kolonel (kombes), sementara jabatan penting di parlemen itu harus memiliki pangkat minimal Mayjend (Irjen). [Marzuki]