ANDALAS NUSANTARA | BANDA ACEH
Sekretaris Satgas Saber Pungli, Irjen Pol DR Agung Makbul SH MH, meminta generasi muda, yang akrab disebut generasi milenial di Aceh, untuk berani melawan praktik pungutan liar (pungli) dengan cara melaporkan kepada yang berwajib. Baik yang dialami sendiri ataupun yang dialami oleh orang-orang di sekitar mereka.
Hal itu disampaikan Agung Makbul pada saat memberikan orasi ilmiah di Universitas Syiah Kuala, Selasa (17/5/2022).
“Anak muda tidak perlu takut melapor, harus berani melawan pungli,” tegas Agung Makbul.
Agung mengungkapkan ada beberapa sektor kehidupan masyarakat sehari-hari masih saja menjadi lahan basah pungutan liar.
Ia mencontohkan, di antaranya pada sektor pendidikan, dan pertanahan, serta administrasi kependudukan.
Tindakan seperti itu kata Agung, selain merugikan juga sangat menyusahkan anggota masyarakat karena menyebabkan ekonomi biaya tinggi.
Di depan forum tersebut, Sekretaris Satgas Saber Pungli ini pun mengatakan dirinya sangat sering mendapat laporan dari sejumlah pengusaha perumahan bersubsidi.
"Jadi sampai saat ini masih ada yang melapor bahwa teman mereka (pengusaha) mengeluhkan praktik pungutan liar dari oknum aparat di bidang pertanahan yang meminta uang puluhan juta rupiah untuk mengukur sebidang tanah," ungkapnya.
Ironisnya kata Agung, petugas nakal tersebut juga meminta lahan di lokasi strategis pada areal perumahan itu.
Menurut Agung, permintaan semacam ini tentu sangat membebani mereka, akhirnya mau tidak mau mereka (pengembang) melaporkan hal ini pada Satgas Saber Pungli yang akhirnya para pelaku pun ditangkap.
“Kalau ada praktik pungli jangan takut untuk dilaporkan, pasti proses secara hukum," tutur Agung.
Ia pun mengingatkan anak-anak muda supaya tidak menjalani gaya hidup yang hedonis.
Nah, kaum milenial harus sejak muda belajar untuk hidup sederhana dan berani berkata cukup dan bersyukur. Hal itu penting sehingga anak-anak muda tidak terdorong untuk mencari jalan pintas demi mendapatkan kekayaan.
"Mencari rezeki yang berkah itu sangat penting. Saat Allah memberikan rezeki yang berkah, maka berapa dan apapun rezeki itu, maka itu akan cukup bagi si penerima.
Demikian juga sebaliknya. Jika Allah tidak memberkahi rezeki itu, maka sebanyak apapun kekayaan yang dikumpulkan, mustahil bisa mencukupi kebutuhan.
“Kalau kita pandai bersyukur, maka Allah akan menambahkan rezeki. Tapi jika kita mengingkari nikmat Allah, maka sesungguhnya azab Allah sangat pedih,” kata Agung Makbul mengutip ayat Alquran.[Marzuki]
