ANDALAS NUSANTARA | PUNCAK JAYA
Sanggar Ceria yang di gagas oleh Satgas Yonif RK 115/Macan Leuser di wilayah Pruleme menciptakan kegembiraan di tengah-tengah anak-anak setempat. Sanggar tersebut didirikan sebagai tempat untuk mengajari calistung atau belajar membaca, menulis, dan berhitung untuk anak-anak Papua di wilayah Pruleme, Sabtu (20/5)
Dalam kegiatan tersebut, sejumlah prajurit Satgas dengan antusias memberikan pelajaran calistung kepada anak-anak Papua yang berusia antara 6 hingga 12 tahun. Mereka mengajar berbagai mata pelajaran dasar, termasuk membaca, menulis, dan berhitung. Selain itu, mereka juga menyediakan bahan ajar yang menarik dan interaktif untuk membuat proses belajar lebih menyenangkan.
Dansatgas Letkol Inf Raden Herman Sasmita melalui Pasiter Satgas Letda Inf Hadi Priyono menyampaikan “Sanggar Ceria telah menjadi tempat yang memberikan keceriaan dan kebebasan kepada anak-anak Papua. Mereka dapat mengembangkan kreativitasnya di sanggar ceria ini. Prajurit Satgas yang berperan sebagai pengajar, tidak hanya sebagai instruktur tetapi juga sebagai teman dan teladan bagi anak-anak tersebut.
Pendirian Sanggar Ceria ini bertujuan untuk memberikan pendidikan yang berkualitas kepada anak-anak Papua serta memberikan dukungan dan harapan untuk masa depan yang lebih cerah. Melalui inisiatif ini, prajurit Satgas berharap dapat memberikan kontribusi positif dan memperkuat hubungan antara TNI dengan masyarakat di daerah tersebut, pungkas Dansatgas.
Sementara itu, kepala desa atau adat setempat Bapak Ondo Api mengatakan Program pengajaran calistung oleh prajurit Satgas di Sanggar Ceria ini diharapkan dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif dalam pengembangan pendidikan di wilayah Papua.
Diharapkan, kegiatan semacam ini akan memotivasi anak-anak Papua untuk terus belajar dan menggapai cita-cita mereka, serta memperkuat hubungan yang harmonis antara prajurit Satgas dan masyarakat Papua khusunya di wilayah Pruleme, ujarnya.
Sebelum berakhirnya pelajaran, Pos Pruleme menyediakan makan bersama dan minum susu kepada anak-anak serta diakhiri dengan berdoa. Tampak jelas betapa senang dan bahagianya anak-anak Papua ketika, wajah mereka dipenuhi dengan keceriaan dan semangat.[Marzuki]
