ANDALAS NUSANTARA | MEULABOH
XELO Coffee menjadi tempat diskusi santai pagi ini bagi Komandan Korem (Danrem) 012/Teuku Umar dan sejumlah pihak terkait di Barat Selatan Aceh, Senin (17/7).
Hadir dalam diskusi tersebut antara lain Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Meulaboh, Sutarmo, S.H., Customer Focus PT. Pelindo Daya Sejahtera Pelindo Meulaboh, Dida Martino, S.E., Kepala Badan Pusat Statistik Aceh Barat, Rudi Hermanto, S.ST., M.Si, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Meulaboh, Samsul Bahri, mewakili Kakanim Kelas II B Non TPI Meulaboh, Bayu Eka Permana, Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Meulaboh, Tri Wahyudi, S.Sos., M.M., serta mewakili dari PT. Trans Continent, Azhari sebagai pelaku usaha.
Dalam diskusi tersebut, Danrem 012/TU Kolonel Inf Riyanto, S.I.P menyampaikan keprihatinannya terkait tidak maksimalnya operasional beberapa bandara dan pelabuhan laut di wilayah barat selatan Aceh , sementara peluang untuk menarik investor sangat besar. Potensi di Barat Selatan Aceh diakui sangat luar biasa, hanya pengelolaannya yang masih perlu ditingkatkan.
Selain itu, kebutuhan akan daging yang tinggi di negara negara Arab menawarkan peluang besar di sektor peternakan bagi Indonesia dan Malaysia, terutama di Barat Selatan Aceh. Integrasi antara industri kelapa sawit dan peternakan sapi diharapkan dapat meningkatkan sektor peternakan di daerah tersebut.
Kemenhub RI memberikan peluang peningkatan status tiga pelabuhan, termasuk Sabang, dan dua pelabuhan lainnya yang sedang dipersiapkan. Peningkatan ekonomi di Barat Selatan Aceh akan didorong melalui peluang tol laut. Pelabuhan Meulaboh juga akan segera mengalami pengerukan. KSOP diharapkan memprioritaskan fasilitas pelabuhan, terutama di barat selatan Aceh, sebagai perpanjangan tangan dari Menteri Perhubungan.
Kepala Bea Cukai mengungkapkan peluang pengiriman CPO (Crude Palm Oil) melalui pelabuhan Calang. Tim CIQP harus solid (Customs, Immigration, Quarantine, dan Port Master) bekerja sama dalam melakukan pengawasan di perlintasan. Hal ini memberikan kesempatan bagi pengembangan ekonomi di daerah tersebut.
Diskusi berlangsung interaktif, dengan tujuan memajukan ekonomi di Barat Selatan Aceh sesuai dengan wewenang, tugas, dan kebijakan masing-masing instansi. Kepala Karantina menyoroti sejarah ekspor kayu log dari Meulaboh dan mengungkapkan bahwa peluang tersebut masih ada. Investasi ekspor komoditas seperti pinang, pala, dan cengkeh melalui pelabuhan, mengingat Barat Selatan adalah penghasil komoditas tersebut.
Kepala BPS menyampaikan data pertumbuhan ekonomi, terutama di sub-sektor, menunjukkan pergeseran ekonomi Aceh Barat dari sektor pertanian ke sektor pertambangan. Terkait dengan ekspor-impor, regulasi dan kolaborasi dengan Bappeda Aceh Barat menjadi hal penting. Data juga menunjukkan penurunan angka inflasi di Aceh Barat. Masalah kemiskinan yang tinggi di Aceh Barat menjadi perhatian, dan salah satu solusinya adalah dengan menekan konsumsi rokok dan mengembangkan sektor pertanian guna mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Diskusi pagi ini menjadi momentum penting untuk membahas potensi dan peluang ekonomi di Barat Selatan Aceh, dengan harapan kolaborasi antara pihak terkait dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.[Marzuki]