ANDALAS NUSANTARA | SIGLI
Penjabat Bupati Pidie, Ir Wahyudi Adisiswanto, M.Si., memimpin upacara peringatan HUT ke-78 PGRI dan Hari Guru Nasional tahun 2023, berlangsung di Gedung Olahraga (Gelora) Alun alun Sigli, Kamis (30/11/2023).
Turut hadir pada acara tersebut, unsur Forkopimda, para Staf Ali, para Asisten, Kadisdikbud bersama Kepala SKPK lainnya, Ketua Mahkamah Syar'iyah Sigli, Ketua MPD, MPU, MAA, Ketua dan Kepala Sekretariat Baitul Mal, Ketua KNRP Aceh dan Pidie, Ketua PGRI, Drs. Musri beserta pengurus, para Kabag, dan Camat, Kabag Prokopim, para Kepala Sekolah dan perwakilan siswa se-Kabupaten Pidie.
Membacakan amanat tertulis Ketum Pengurus Besar PGRI, Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd., Pj Bupati Pidie mengawali dengan ucapan "Jangan sekali kali melupakan sejarah!" (Jas Merah).
Kutipan ucapan Founding Father Indonesia, Bung Karno tersebut sangat membekas di sanubari kita, bahwa sejarah tidak boleh dilupakan.
PGRI yang berdiri 100 hari setelah Indonesia Merdeka di tengah kepulan asap mesiu dan pekik merdeka, menjadi garda terdepan dalam perjuangan membangun dunia pendidikan Indonesia dari keterpurukan, keterbelakangan, dan kebodohan akibat penjajahan.
Untuk itu, kami mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Republik Indonesia yang telah menghargai perjuangan para pendidik formal guru dan dosen, pendidik nonformal, dan tenaga kependidikan, dengan menetapkan hari lahir PGRI, tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional melalui penetapan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 tahun 1994.
Hari ini, 25 November 2023 kita kembali mengenang sejarah 78 tahun lalu, tepat seratus hari setelah proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 25 November 1945, PGRI hadir sebagai wadah perjuangan guru, pendidik, dan tenaga kependidikan dalam memperjuangkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), berperang melawan kebodohan dan keterbelakangan, serta berkhidmat untuk memajukan Pendidikan Nasional.
PGRI sebagai organisasi profesi guru, pendidik, dan tenaga kependidikan telah tumbuh menjadi kekuatan moral intelektual dalam memperjuangkan peningkatan harkat martabat anggotanya.
Kini, PGRI harus lebih mengedepankan sikap inklusif, dialogis dengan memegang teguh etika, saling menghormati dalam spirit organisasi yang mandiri, unitaristik, dan non-partisan.
PGRI terus menjaga kemitraan yang strategis dan konstruktif dengan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dan menjadi wadah aspirasi para anggotanya dalam meningkatkan harkat martabat guru untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
PGRI berada pada situasi dan zaman yang telah berubah. Pengurus dan anggota PGRI di semua tingkatan harus adaptif dalam merespon segala perubahan dengan saling belajar dan berbagi dengan sesama guru.
Disamping memperjuangkan kesejahteraan dan kepastian status guru, PGRI juga aktif melakukan berbagai kegiatan peningkatan kompetensi seperti bimtek, diklat, lokakarya, dan seminar, dapat menyasar jutaan guru di seluruh tanah air.
Pada bagian akhir sambutan ini, PGRI menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi tingginya, khususnya kepada Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo, yang selalu mendengar dan responsif terhadap permasalahan guru yang diperjuangkan PGRI, terutama dengan lahirnya Revisi UU ASN.
Terima kasih juga kami sampaikan kepada semua fraksi di DPR, Menpan RB, Mendikbud & Ristek, Mendagri, BKN, Gubernur, Bupati/Walikota, atas dukungannya terhadap revisi Undang undang ASN dan implementasinya.
Selanjutnya, kami juga memohon perhatian terhadap nasib dan masa depan guru honorer di sekolah swasta dan tenaga kependidikan, tolong jangan ditinggal.
PGRI terus berkomitmen dalam memperjuangkan nasib para guru dan tenaga kependidikan honorer di bawah Kemendikbud & Ristek RI dan Kemenag RI.
Di masa mendatang, kesempatan menjadi guru ASN melalui penerimaan formasi CPNS sebaiknya diadakan kembali agar profesi guru menjadi profesi yang diidam- idamkan oleh anak muda terdidik yang memiliki prestasi terbaik di bidang akademik, berkepribadian baik, dan menjadi teladan.
PGRI menyampaikan terimakasih kepada seluruh guru, pendidik, tenaga pendidikan, khususnya para guru honorer yang setia mengabdi mengisi kekosongan guru tetap dan mengajar sepenuh hati di sekolah.
Tanpa dedikasi dan pengabdian mereka, proses pembelajaran di sekolah akan terhenti karena ketiadaan guru.
Kami minta pengurus PGRI di semua tingkatan bekerja keras mengawal perjuangan dan aspirasi anggota. Jadikan PGRI sebagai wadah aspirasi dan rumah belajar yang nyaman bagi semua anggota, demikian Pj Bupati.
Usai upacara, dilanjutkan dengan penyerahan sertifikat kemanusian dari Ketua KNRP Aceh, Tgk. H. Afrial Hidayat, Lc., M.A., kepada keluar Keluarga Besar Disdikbud Pidie, melalui Pj Bupati Pidie, atas donasi para guru di Kabupaten Pidie, yang disaksikan oleh unsur Forkopimda dan yang berhadir.
Sebagaimana diketahui, para guru di Kabupaten Pidie mendonasikan sebesar Rp199.282.000 untuk membantu rakyat Palestina melalui KNRP Aceh.
Kadisdikbud Pidie, H. Yusmadi Kasem, mengatakan, PGRI lahir beberapa bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Saat itu berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan. Sedangkan pada saat ini guru dituntut menyiapkan generasi muda untuk mengisi kemerdekaan.
"Guru terus berusaha dan bergerak menyiapkan generasi hebat dan tangguh dalam mengisi pembangunan. Apalagi Pj Bupati Pidie, bapak Wahyudi Adisiswanto sangat mendukung dan menaruh perhatian penuh terhadap dunia pendidikan kita", ungkap Kadisdikbud.
Kepada media ini, H. Yusmadi Kasem juga menyampaikan, pada momen HUT PGRI dan Hari Guru Nasional di Pidie, ada sembilan guru yang mendapatkan penghargaan. tujuh guru purna tugas yang mendapatkan kado emas dan dua guru mendapatkan jasa guree.[As]