ANDALAS NUSANTARA | BANDA ACEH
Tsunami dan gempa bumi adalah bencana alam yang qmemiliki dampak destruktif besar terhadap kehidupan manusia, lingkungan, dan infrastruktur. Indonesia, yang terletak di zona Cincin Api Pasifik, sering menghadapi risiko gempa bumi dan tsunami karena aktivitas tektonik yang tinggi. Oleh karena itu, memahami fenomena ini dan melakukan upaya pengurangan risiko bencana menjadi sangat penting.
Gempa bumi terjadi akibat pelepasan energi dari pergerakan lempeng tektonik, sedangkan tsunami biasanya dipicu oleh gempa bumi bawah laut, longsor bawah laut, atau erupsi vulkanik. Tsunami, dengan gelombang yang sangat besar, mampu menghancurkan wilayah pesisir dalam waktu singkat. Sejarah mencatat, tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 adalah salah satu bencana paling mematikan dengan korban jiwa mencapai ratusan ribu orang.
Selain kerugian fisik seperti kehancuran bangunan dan fasilitas umum, bencana ini juga membawa dampak sosial, ekonomi, dan psikologis. Banyak komunitas kehilangan sumber mata pencaharian, akses pendidikan, dan pelayanan kesehatan. Trauma mendalam juga sering dirasakan oleh para penyintas.
Pengurangan risiko bencana (PRB) adalah langkah proaktif untuk meminimalkan dampak bencana sebelum terjadi. Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan diantaranya adalah Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat.
Sosialisasi tentang bahaya tsunami dan gempa bumi melalui media, sekolah, dan pelatihan komunitas. Lalu melakukan pengenalan sistem peringatan dini dan langkah-langkah evakuasi termasuk membangun gedung dan fasilitas umum dengan standar tahan gempa.
Langkah lainnya adalah mengembangkan zona hijau atau sabuk hijau di wilayah pesisir untuk meredam kekuatan gelombang tsunami.
Langkah-langkah strategis lainnya yang dapat dilakukan adalah melakukan qidentifikasi daerah rawan bencana melalui kajian geologi dan pemetaan risiko. Membatasi pembangunan di wilayah rawan bencana dan merelokasi penduduk jika perlu. Memanfaatkan teknologi untuk mendeteksi gempa bumi dan tsunami secara cepat.
Memastikan sistem peringatan dini dapat menjangkau masyarakat di wilayah terpencil.
Pelibatan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan program mitigasi bencana serta pelatihan tanggap darurat untuk meningkatkan kesiapan komunitas menghadapi bencana.
Upaya mitigasi sering kali terhambat oleh kurangnya pendanaan, koordinasi antarinstansi, dan rendahnya kesadaran masyarakat. Padahal, investasi dalam pengurangan risiko jauh lebih murah dibandingkan biaya pemulihan pasca bencana.
Meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi terhadap tsunami dan gempa bumi adalah tanggung jawab bersama pemerintah, akademisi, masyarakat, dan sektor swasta. Dengan langkah-langkah yang terintegrasi, risiko bencana dapat diminimalkan, dan masyarakat dapat hidup dengan lebih aman. Bencana memang tidak bisa dihindari, tetapi dampaknya dapat dikurangi melalui kesiapan dan kolaborasi yang baik.
TM Zulfikar
-Pemerhati Lingkungan dan Kebencanaan Aceh
-Dosen Teknik Lingkungan Universitas Serambi Mekkah[]